Bahan Ajar Sejarah Peminatan Sejarah Sebagai Seni

Sejarah dikatakan sebagai seni sebab dalam rangka penulisan sejarah, seorang sejarawan memerlukan intuisi, imajinasi, emosi dan gaya bahasa.

1. Intuisi
Dalam meneliti sejarah, seorang sejarawan juga memerlukan intuisi atau disebut juga ilham. Intuisi diperlukan karena butuh pemahaman langsung dan insting selama penelitian sejarah. Cara kerja seorang sejarawan memiliki kesamaan kerja seperti layaknya seorang seniman. Meskipun, dalam menuliskan hasil karyanya seorang sejarawan tetap berpegang pada data yang telah diperolehnya.

Gambar. Seorang sejarawan membutuhkan intuisi dan imajinasi untuk melukiskan masa lalu dengan berpijak pada sumber sejarah.
Sumber. https://1.bp.blogspot.com/-Lu61YyxmDY4/V6mTIZ9mSyI/AAAAAAAG0c/ cir3bTm9QnEvAlHPFz1m0w4ikuyVKYm0QCLcB/s1600/Yupa%2BKerajaan%2BKutai.JPG 
 
2. Imajinasi
Seorang sejarawan dalam penelitiannya harus dapat membayangkan apa yang sebenarnya terjadi, apa yang sedang terjadi, dan apa yang akan terjadi. Sebagai contoh, seorang sejarawan harus dapat menggambarkan bagaimana perang perang Aceh. Ia harus mampu berimajinasi tentang, pantai, hutan, desa, istana, masjid dan perbukitan. Ia akan bisa memahami perlawanan Tjoet Nyak Dhien melalui hutan-hutan dan perang sabil lewat imajinasinya.

3. Emosi
Pada akhir abad ke-18 atau permulaan abad ke-19 sejarah dianggap sebagai cabang dari sastra. Akibatnya, penulisan sejarah disamakan dengan menulis sastra. Oleh sebab itu, penulisan sejarah harus melibatkan emosional. Sehingga sejarah yang disajikan harus dibuat seolah-olah hadir dan menyaksikan sendiri peristiwa itu.

4. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang baik, bukan berarti gaya bahasa yang harus berbunga-bunga. Sering kali gaya bahasa yang lugas justru lebih menarik. Gaya bahasa yang berbelit-belit dan tidak sistematis merupakan gaya bahasa yang buruk. Dalam penggunaan gaya bahasa ini haruslah diperhatikan penggunaan istilah dan idiom yang berkaitan dengan suatu zaman dan berbeda artinya dengan yang lainnya.

Kelemahan Sejarah Sebagai Seni
Sejarah sebagai seni memiliki berbagai kelemahan sebagai berikut:

1. Berkurang Ketepatan dan Objektivitas
Ketepatan dan objektivitas sangat diperlukan dalam penulisan sejarah. Ketepatan maksudnya kesesuaian antara fakta dan tulisan sejarah, sedangkan objektivitas artinya tidak adanya pandangan individual dalam penulisan sejarah. Penulisan sejarah berdasarkan kepada fakta, sedangkan seni merupakan hasil imajinasi. Sejarah yang terlalu dekat dengan seni dianggap dapat mengurangi ketepatan dan objektivitasnya.

2. Penulisan Sejarah akan Terbatas
Penulisan sejarah yang terlalu dekat dengan seni akan terbatas kepada objek-objek yang dapat dideskripsikan. Penulisan sejarah akan penuh dengan gambaran tentang perang dan biografi yang penuh sanjungan, sedangkan tema-tema sejarah lain yang penting, seperti sejarah ekonomi yang menyuguhkan angka-angka tidak akan ditulis.

Sumber Bahan Ajar
  • Hermawan, dkk. 2014. Sejarah untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013 Peminatan Ilmu Sosial. Jakarta Timur: Penerbit Yudhistira.
  • Mustopo, Habib, M, dkk. 2006. Sejarah 1. Jakarta: Penerbit Yudhistira.

oOo

Kata Kunci:
Sejarha Kelas X, Sejarah Sebagai Seni, Kelemahan Sejarah Sebagai Seni

0 Response to "Bahan Ajar Sejarah Peminatan Sejarah Sebagai Seni"

Posting Komentar