Bahan Ajar Sejarah Indonesia Berpikir Diakronis dan Sinkronis dalam Sejarah

Sejarah sering dipahami sebagai sesuatu yang berhubungan dengan masa lampau. Kata sejarah berasal dari syajaratun yang berarti pohon. Sejarah diumpamakan menyerupai perkembangan sebuah pohon. Dalam bahasa Inggris sejarah = history yang berarti masa lampau, dalam bahasa Jerman sejarah = geschicht berarti sesuatu yang telah terjadi.

History berasal dari bahasa Yunani kuno historia, yang berarti belajar dengan cara bertanya. Menurut Aristoteles history, pertelaan sistematis mengenai seperangkat alam tanpa mempersoalkan susunan kronologisnya. Sedangkan Historia diartikan sebagai pertelaan mengenai gejala–gejala alam dalam urutan kronologis.

Beberapa ahli memberikan definisi atau pengertian sejarah, diantaranya:
  1. Herodotus, sebagai bapak sejarah (484–425), menyatakan bahwa sejarah tidak berkembang kearah masa depan dengan tujuan pasti, bergerak seperti lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia.
  2. Francis Bacon. Sejarah mempelajari hal–hal yang berkisar dalam waktu dan tempat dengan menggunakan ingatan sebagai instrumen insensial.
  3. Vico. Sejarah adalah disiplin ilmu pertama manusia.
  4. Ibn Khaldun (1332–1406), mendefinisikan sejarah sebagai catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu.
  5. Edward Harlott Carr. Sejarah adalah proses interaksi antara sejarawan dengan fakta–fakta yang ada padanya, suatu dialog tiada henti–hentinya antara masa sekarang dengan masa silam.
  6. Sir Charles Fith. Sejarah merupakan rekaman kehidupan manusia.
  7. Sartono Kartodirjo. Sejarah dibatasi oleh dua pengertian, yaitu sejarah dalam arti subjektif dan sejarah dalam arti objektif. Dalam arti subjektif, adalah bentuk yang disusun oleh penulis sebagai sebagai suatu uraian atau cerita. Dalam arti objektif menunjuk kepada kejadian atau peristiwa sejarah itu sendiri, terlepas dari unsur – unsur subjektif penulisnya.
  8. Kuntowijoyo. Sejarah memiliki sifat yang diakronis yaitu memanjang dalam waktu, membicarakan dalam rentang waktu. Sejarah bersifat ideografis, karena sejarah selalu menggambarkan, menceritakan, dan memaparkan sesuatu. Sejarah bersifat unik, karena peristiwa sejarah hanya terjadi pada saat dan waktu tertentu, tidak terulang lagi dan hanya sekali terjadi. Sejarah juga bersifat empiris, artinya sejarah bersandar pada pengalaman manusia yang sebenarnya.
  9. R. Moh. Ali menyimpulkan pengertian sejarah sebagai berikut:
    a. Sejarah yaitu ilmu yang menyelidiki perkembangan peristiwa dan kejadian-kejadian di masa lampau.b. Sejarah yaitu kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan manusia, yakni menyangkut perubahan yang nyata di dalam kehidupan manusia.c. Sejarah yaitu cerita yang tersusun secara sistematis (teratur dan rapi).
Zaman Pra Aksara
Sebelum mengenali tahapan-tahapan atau pembabakan perkembangan kehidupan dan kebudayaan zaman pra-aksara, perlu kamu ketahui lebih dalam apa yang dimaksud zaman pra-aksara. Pra-aksara adalah istilah baru untuk menggantikan istilah prasejarah. Penggunaan istilah prasejarah untuk menggambarkan perkembangan kehidupan dan budaya manusia saat belum mengenal tulisan adalah kurang tepat. Pra berarti sebelum dan sejarah adalah sejarah sehingga prasejarah berarti sebelum ada sejarah. Sebelum ada sejarah berarti sebelum ada aktivitas kehidupan manusia. Dalam kenyataannya sekalipun belum mengenal tulisan, makhluk yang dinamakan manusia sudah memiliki sejarah dan sudah menghasilkan kebudayaan. Oleh karena itu, para ahli mempopulerkan istilah pra-aksara untuk menggantikan istilah prasejarah.

Pra-aksara berasal dari dua kata, yakni pra yang berarti sebelum dan aksara yang berarti tulisan. Dengan demikian zaman pra-aksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Ada istilah yang mirip dengan istilah pra-aksara, yakni istilah nirleka. Nir berarti tanpa dan leka berarti tulisan. Karena belum ada tulisan maka untuk mengetahui sejarah dan hasil-hasil kebudayaan manusia adalah dengan melihat beberapa sisa peninggalan yang dapat kita temukan. Kapan waktu dimulainya zaman pra-aksara? Kapan zaman pra-aksara itu berakhir? Zaman pra-aksara dimulai sudah tentu sejak manusia ada, itulah titik dimulainya masa pra-aksara. Zaman pra-aksara berakhir setelah manusianya mulai mengenal tulisan. Pertanyaan yang sulit untuk dijawab adalah kapan tepatnya manusia itu mulai ada di bumi ini sebagai pertanda dimulainya zaman pra-aksara?.

Sampai sekarang para ahli belum dapat secara pasti menunjuk waktu kapan mulai ada manusia di muka bumi ini. Tetapi yang jelas untuk menjawab pertanyaan itu kamu perlu memahami kronologi perjalanan kehidupan di permukaan bumi yang rentang waktunya sangat panjang. Bumi yang kita huni sekarang diperkirakan mulai terjadi sekitar 2.500 juta tahun yang lalu.

Berpikir Diakronis
Sejarah bersifat diakronik berarti memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang, sejarah akan membicarakan satu peristiwa tertentu dengan tempat tertentu, dari waktu A sampai waktu B. Sejarah akan diceritakan secara kronologis waktunya. Sejarah bersifat diakronik digunakan untuk menceritakan kronologis suatu peristiwa di satu tempat.

Contohnya adalah Kronologi Pertempuran Ambarawa (20 Oktober – 15 Desember 1945)
  1. Tentara Sekutu yang diboncengi NICA mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945.
  2. Tanggal 23 November 1945 ketika matahari mulai terbit, mulailah terjadi tembak-menembak antara para pejuang kemerdekaan dengan pasukan Sekutu.
  3. Kolonel Soedirman mengadakan rapat dengan para Komandan Sektor TKR dan Laskar pada tanggal 11 Desember 1945.
  4. Serangan mulai dilancarkan pada tanggal 12 Desember 1945 pukul 4.30 pagi.
  5. Pertempuran berakhir pada tanggal 15 Desember 1945 dan Indonesia berhasil merebut Ambarawa. Sekutu dibuat mundur ke Semarang.
Berpikir Sinkronis
Cara berpikir sinkronis dalam sejarah berarti berpikir yang meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Cara berpikir ini menganalisa suatu kejadian di satu atau beberapa tempat dalam satu waktu. Cara berpikir sinkronis penting dalam sejarah karena berfungsi untuk menganalisis keadaan suatu tempat pada waktu tertentu. Sifatnya horizontal dan menganalisis peristiwa sezaman. Berikut adalah contoh cara berpikir sinkronis dalam sejarah.

Contoh Berpikir Sinkronis dalam sejarah


Pembacaan Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah peristiwa yang paling bersejarah dan paling penting bagi bangsa Indonesia. Peristiwa itu terjadi di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 (Sekarang Jalan Proklamasi). Pembacaan Proklamasi dihadiri oleh sekitar 500 orang dari berbagai kalangan dengan membawa apapun yang bisa digunakan sebagai senjata. Meskipun Jepang sudah dikalahkan oleh Sekutu, Balatentara Dai Nippon (Jepang) masih berada di Jakarta. Suasana di Jakarta masih kondusif.

Awalnya Proklamasi akan dibacakan di Lapangan Ikeda, namun dipindahkan ke kediaman Soekarno karena dikhawatirkan terjadi pertumpahan darah. Akibatnya, sekitar 100 anggota Barisan Pelopor kembali berjalan dari Lapangan Ikeda ke kediaman Soekarno. Mereka datang terlambat dan menuntut pembacaan ulang Proklamasi. Namun ditolak dan hanya diberikan amanat singkat oleh Hatta.

Sumber Bahan Ajar
  • Kemdikbud, 2013. Sejarah Indonesia Kelas X. Politeknik Negeri Media Kreatif. Jakarta.
  • Hapsari, Ratna. 2013. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X. Erlangga. PT. Gelora Aksara Pratama. Jakarta.
  • Gambar rakyat menduduki Tank rusak di akses dari www.wikipeda.org/pertemupuran_ambarawa pada 20 Juni 2016
  • Gambar peristiwa proklamasi di akses dari Kompasiana.com/seputar_proklamasi.html pada 20 Juni 2016


0 Response to "Bahan Ajar Sejarah Indonesia Berpikir Diakronis dan Sinkronis dalam Sejarah"

Posting Komentar