Mengenal Tradisi Arakan

Dibeberapa daerah di Indonesia tradisi Arakan Pengantin menjadi wajib. Dalam tradisi arakan pengantin, dibeberapa daerah calon pengantin pria diarak menuju calon pengantin wanita, ada juga yang diarak adalah kedua pengantin, cara ini tentu mengikuti tradisi yang di jalan pada daerah tersebut. Di Solok Sumatera Barat misalnya, tradisi arakan pengantin disebut “Arak Bako”. Dalam arak bako ini pengantin pria (marapulai) diarak menuju rumah pengantin wanita (anak daro). Arak bako ini diiringi musik khas talempong. Di beberapa daerah di Banyuwangi, arakan pengantin dilaksanakan setelah akad nikah. Pengantin diarak menggunakan becak atau delman yang telah dihias dan diiringi musik rebana.

Di Betawi calon pengantin pria diarak menuju calon pengantin wanita. Arakan ini diiringi rebana ketimpring. Barisan arakan biasanya diisi oleh para kerabat pengantin pria. Di desa Kapedi, kecamatan Bluto. Pengantin diarak dengan menunggang kuda aserek (berjalan indah). Kuda berjalan mengikuti irama hadrah bek gerbis. Kuda yang ditunggangi pengantin ini dihiasi.Pada masyarakat Banjar prosesi arakan pengantin cukup beragam, salah satunya Usung Jinggung. Arakan pengantin disertai kesenian Sinoman Hadrah atau Kuda Gipang. Di beberapa daerah di Jambi, arakan dilakukan bagi pengantin pria menuju ke rumah pengantin wanita. Arakan diiringi musik “kompangan” (sejenis rebana). Kadang kala iringan ini juga disertai 2 pria yang berpencak silat.
Gambar. Tradisi Arakan
Sumber. [butuh sumber]

Kalau penulis melihat, makna dari arakan ini selain menjalankan tradisi yang turun menurun adalah memberitahukan/ menginformasikan ke masyarakat tentang acara pernikahan tersebut. Keanekaragaman tradisi arakan pengantin ini tentunya merupakan kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia, yang sebaiknya terus kita jaga dan dilestarikan.

Sumber 
• [Butuh Sumber]
 
***

0 Response to "Mengenal Tradisi Arakan"

Posting Komentar