Bahan Ajar Sejarah Paham Merkantilisme

Pengertian Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan besarnya volume perdagangan global sangat penting. Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital (mineral berharga, terutama emas maupun komoditas lainnya) yang dimiliki oleh negara dan modal ini bisa diperbesar jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan mencegah impor sehingga neraca perdagangan dengan negara akan selalu positif.

Gambar Ilustrasi Perkembangan Merkantilisme
Sumber. i.ytimg.com/vi/sjoewrti/maxresdefault.jpg

Paham Merkantilisme berkembang di negara-negara Barat dari abad ke-16 sampai abad ke-18. Paham ini dipelopori oleh beberapa tokoh, seperti Thomas Mun Sir James Stuart dari Inggris, Jean Baptiste Colbert dari Prancis, dan Antonio Serra dari Italia. Secara umum, Merkantilisme dapat diartikan sebagai suatu kebijaksanaan politik ekonomi dari negara-negara imperialis yang bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya kekayaan berupa logam mulia. Logam mulia ini dijadikan sebagai ukuran terhadap kekayaan, kesejahteraan, dan kekuasaan bagi negara yang bersangkutan. Dengan kata lain, semakin banyak logam mulia yang dimiliki oleh suatu negara imperialis maka semakin kaya dan semakin berkuasalah negara tersebut.

Gerakan Merkantilisme berkembang serta berpengaruh sangat kuat dalam kehidupan politik dan ekonomi di negara-negara Barat, seperti negara Belanda, Inggris, Jerman, dan Prancis. Setiap negara kolonialis saling berlomba untuk mendapatkan dan mengumpulkan kekayaan berupa logam mulia untuk berbagai kepentingan, seperti kepentingan industri, ekspor maupun impor. Dengan ditemukannya jalur pelayaran dan perdagangan di Samudera Atlantik maka hubungan luar negeri di antara negara-negara Barat semakin terbuka lebar.

Sejak saat itu, banyak penjelajahan dan pelayaran bangsa Eropa yang dibiayai oleh raja atau negara. Setiap negara, seperti Portugis, Inggris, Prancis, Belanda, dan Spanyol saling bersaing untuk mendapatkan barang berharga tersebut. Banyak daerah yang menjadi sasaran bangsa-bangsa Barat itu, seperti daerah yang ada di benua Amerika yang di dalamnya terdapat Kerajaan Inca, Maya, dan Astec. Di daerah-daerah itu, bangsa Portugis, Inggris, Prancis, Belanda, dan Spanyol melakukan eksploitasi untuk mendapatkan emas sebanyak-banyaknya dalam rangka mencapai tujuan gerakan Merkantilisme.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa merkantilisme lahir :
a. Munculnya Negara-negara merdeka di Eropa (Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan Belanda)
b. Negara tersebut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan kesejahteraan rakyatnya.
c. Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat agar tetap mampu bertahan.
d. Ditetapkan logam mulia sebagai standart ukuran kekayaan suatu Negara.
e. Dibuka jaringan perdagangan, diadakan pelayaran serta eksplorasi ke wilayah -wilayah baru

Adapun ciri-ciri merkantilisme adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan ekspor dengan cara menggunakan industri dalam negeri,
b. Menerapkan bea masuk yang tinggi guna mencegah masuknya hasil industri dari negara-negara lain,
c. Hanya bahan mentah / baku yang diimpor dari negara-negara yang dijajah,
d. Mencari negara-negara jajahan untuk mencari kekayaan.

Pemikiran Ekonomi Merkantilisme
Merkantilisme berkembang pada abad ke-16 sampai 18, dan berasal dari kata merchand yang artinya pedagang. Aliran ini memiliki, dampak yang besar dalam perkembangan ekonomi pada masa perdagangan antar Negara. Jika pada masa sebelumnya masyarakat bisa mencukupi kebutuhannya dengan memproduksi sendiri , pada masa merkantilisme ini berkembang paham bahwa sebuah Negara jika ingin maju maka Negara tersebut harus melakukan perdagangan dengan Negara lain, surplus perdagangan berupa emas dan perak. 

Berdasarkan pandangan baru kaum merkantilisme yang berkembang pesat pada zaman itu, banyak negara Eropa yang membangun perekonomiannya dengan upaya ekspor ke negara lain, dan sedapat mungkin mengurangi impor.

Pokok Pemikiran Ekonomi Merkantilisme
1. Merkantilis merupakan model kebijakan ekonomi dengan campur tangan pemerintah yang dominan, proteksionisme serta politik kolonial, ditujukan dengan neraca perdagangan luar negeri yang menguntungkan .
2. Pemikiran-pemikiran ekonomi lahir pada kaum merkantilis disebabkan adanya pembagian kerja yang timbul di dalam masyarakat, pembagian kerja secara teknis dan pembagian kerja teritorial, yang selanjutnya akan mendorong perdagangan internasional.
3. Pemikiran ekonomi kaum merkantilis merupakan suatu kebijakan yang sangat melindungi industri, dalam negeri, tetapi menganjurkan persaingan, sementara itu terjadi pembatasan-pembatasan yang terkontrol dalam kegiatan perdagangan luar negeri, kebijakan kependudukan yang mendorong keluarga dengan banyak anak, kegiatan industri di dalam negeri dengan tingkat upah yang rendah. Proteksi industri yang menganjurkan persaingan dalam negeri, dan tingkat upah yang rendah mendorong ekspor.
4. Teori kuantitas uang didasarkan pada jumlah uang yang beredar mempengaruhi tingkat bunga dan tingkat harga barang. Ke luar masuknya logam-logam mulia mempengaruhi tingkat harga di dalam negeri serta jumlah uang yang beredar, dan kecepatan uang beredar.
5. Kebijakan ekonomi lebih bersifat makro, hal ini berhubungan dengan tujuan proteksi industri di dalam negeri, dan menjaga rencana perdagangan yang menguntungkan, hal ini dilakukan dalam usaha meningkatkan peranannya dalam perdagangan internasional dan perluasan-perluasan kolonialisme.

Tujuan Merkantilisme
Tujuan merkantilisme adalah untuk melindungi perkembangan industri perdagangan dan melindungi kekayaan negara yang ada di masing-masing Negara serta menghindari persaingan dengan sesama pengusaha dan Negara lain sehingga perekonomian menjadi kuat. Inggris misalnya, menjadikan praktik politik ekonomi merkantilisme dengan tujuan untuk: 
1. Mendapatkan neraca perdagangan aktif, yakni untuk memperoleh keuntungan besar dari perdagangan luar negeri. 
2. Melibatkan pemerintah dalam segala lapangan usaha dan perdagangan; 
3. Mendorong pemerintah untuk menguasai daerah lain yang akan dimanfaatkan sebagai daerah monopoli perdagangannya.

Praktek merkantilisme di tiap Negara-negara Eropa

Prancis
Merkantilisme dilaksanakan oleh menteri keuangan pada masa raja Louis XIV(1661-1715) yang bernama Jean Baptise Colbert sehingga merkantilisme Prancis sering disebut Colbertisme. untuk melindungi produksi dalam negeri diadakan larangan impor barang yang dapat dihasilkan sendiri atau dikenakan pajak yang tinggi. langkah kedua adalah menggalakkan ekspor dengan pajak ringan atau bila bebas pajak. Dampak Colbertisme adalah Prancis menjadi Negara yang kuat dan maju perekonomiannya serta mendorong kekuasaan raja yang absolute sampai dengan abad 18.

Inggris
Merkantilisme dimulai pada masa Hendri VII (1485-1509) dan meningkat pada masa ratu Elizabeth I (1558-1603). dalam bidang industri Elizabeth I mengeluarkan peraturan wajib memakai topi dari laken/wol bagi mereka pada hari minggu untuk ke gereja. Rakyat juga wajiib makan ikan pada hari-hari yang ditentukan. dengan peraturan tersebut maka produksi nasional akan memperoleh pasaran di Inggris. Elizabeth I juga meningkatkan pelayaran niaga Inggris. Pada  1588 terjadi perang armada di selat kanal besar antara armada gabungan Inggris dan Belanda melawan Spanyol. Inggris memenangka pertempuran sehingga menguasai pelayaran pantai.

Merkantilisme lancar di Inggris disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stabilitas pemerintah, sistem gilda (pesanan) telah pudar, letak geografi  yang strategis, kekayaan alam melimpah berupa bahan dasar industri dan tekad rakyat. Merkantilisme di Inggris semakin kuat karena pemerintah banyak memberi dorongan dan perlindungan antara lain dengan keluarnya Act of navigation oleh Oliver Cromwell tahun 1651 berisi :
a) barang-barang dari daerah jajahan hanya boleh diangkut oleh kapal-kapal Inggris
b) barang-barang Eropa untuk Inggris hanya boleh diangkut dengan kapal-kapal Inggris atau kapal-kapal dari Negara asal barang tersebut. 
c) pelayaran pantai hanya diperbolehkan untuk kapal-kapal Inggris.

Act of navigation menyebabkan pukulan berat bagi armada Belanda dan semakin memperuncing persaingan perdagangan EIC (Inggris) dengan VOC (Belanda) di negeri jajahan.

Prusia
Perekonomian Prusia pada abad-16 tertinggal jauh dibandingkan dengan Negara lain. problem Prusia sebagai Negara agraris.Pada awal abad ke 17 terjadi perang selama tigapuluh tahun yang mengakibatkan produksi merosot. usaha yang dilakukan Prusia adalah emigrasi dipersulit, imigrasi dianjurkan (pemodal dari luar diterima) dan mendirikan pabrik-pabrik yang dikelola oleh negara Merkantilisme di Jerman disebut kameralisme. Kameralisme berasal dari kata Camera yang berarti kas raja. Tindakan merkantilisme dilakukan dengan menungut pajak untuk mengembangkan perekonomian serta menggalakkan perusahaan dagang di Negara jajahan yakni Guenea di Afrika. Prusia kemudian menjadi motor pemersatu beberapa kerajaan  menjadi Negara kesatuan Jerman pada 1871.

Negara Eropa lainnya yang menerapkan Merkantilisme adalah Spanyol di bawah kekuasaan Raja Carlos V serta Belanda dengan pangerannya Prins Maurits.Belanda berusaha menguasai jalur pelayaran niaga dan pembangunan armada lama yang berpotensi untuk jasa pengangkutan.Reaksi terhadap merkantilisme adalah lahirnya pemikiran untuk kebebasan berusaha bagi setiap orang seperti Adam Smith dengan semboyan Laizzes Faire (bebas memproduksi dan memasarkan).

Jepang
Ekspansi yang dilakukan jepang selama periode awal “titik api” Perang Dunia ke II hingga di bumi hanguskan-nya Hiroshima dan Nagasaki mencerminkan betapa prinsip Merkantilis yang ada yaitu mencari daerah jajahan / object pemasaran produk serta mencari bahan mentah dan rempah – rempah yang murah / Cuma-Cuma yang jelas banyak terdapat di Bumi Asia sekaligus menjadi komoditi terlaku di Eropa dan Amerika guna mencapai ekonomi yang stabil, kekuasaaan tak terbatas serta kekuatan militer yang tak terkalahkan  melalui kekayaan yang besar yang didapat dengan kolonialisasi atau penjajahan sesuai cita cita yaitu “Dai Nippon” atau “Jepang Raya”.

Setelah kekalahan besar Jepang di Perang Dunia II, system ekonomi Jepang tidak lah degragasi walaupun dalam kondisi ricuh, korban perang dimana mana, banyak warga kehilangan tempat tinggal nya. Sebaliknya bukan degradasi yang terjadi melainkan evolusi perekonomian yang Merkantilis menjadi Neo-merkantilis dengan ciri dan karakteristik yang defensive, buktinya mulai dari tahun 1960-an Jepang mengeluarkan kebijakan – kebijakan ekonomi yang jauh bertentangan dengan prinsip pasar bebas dan globalisasi. Pemerintah Jepang ingin sektor – sektor kunci perekonomian untuk berkembang dan memberikan perlindungan, proteksi dan subsidi kepada sektor – sektor tersebut dari kompetisi dengan Negara lain. Pemerintah tetap mempertahankan hak untuk mengintervensi dan mengatur kurs mata uang asing, dengan ini Jepang dapat membatasi arus investasi asing, hak untuk mengelola akusisi teknologi asing oleh perusahaan-perusahaan domestik dan hak untuk mempengaruhi komposisi perdagangan luar negri. Bank Ekspor Jepang dan Bank Pembangunan Jepang di-setup sebagai mesin guna mengaliri dana kepada perusahaan – perusahaan yang dibina oleh pemerintah.

Yang juga memiliki peran utama dan membuat Jepang “Take Off” dari Negara berkembang menjadi Negara maju adalah ide dimana Kementrian Industri dan perdangangan Internasional (MITI) yaitu sebuah departemen setingkat kementrian di Jepang yang mengatur produksi dan distribusi barang dan jasa. Badan ini mengembangkan :
1. Rencana dan rancangan terkait struktur industry jepang,
2. Mengendalikan perdagangan luar negeri Jepang
3. Menjamin aliran tetap barang- barang di dalam perekonomian Nasional
4. Mendorong perkembangan industry di bidang manufaktur, pertambangan dan distribusi
5. Serta mengawasi usaha-usaha untuk mendapatkan bahan mentah dan sumberdaya energi yang dapat diandalkan

Oleh karena itu kemajuan dan kesuksesan ekonomi Jepang merupakan langkah yang digerakkan secara terpusat dan dipantau oleh pemerintah, serta pengalokasian sumber – sumber daya tidak dilepaskan begitu saja kepada Pasar bebas. Hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa “Macan Asia” yang menggenggam ekonomi dunia ini dengan campur tangan pemerintah-lah yang menggerakkan Jepang untuk menuju kepada posisi dimana saat ini dia capai. Perekonomian “macan” secara prinsip adalah perekonomian berbasis konsumen, dimana ekspor merupakan mesin  penggerak ekonomi. Tepat seperti prinsip dalam merkantilisme atau kini evolusi nya yaitu neo-merkantilisme.

Spanyol
Spanyol daerah Amerika (terutama Amerika Tengah dan Amerika Selatan) menjadi sasaran untuk memperoleh logam mulia sebanyak-banyaknya, sehingga Amerika mendapat julukan Eldorado (negeri emas dan perak).

Perang Salib mengakibatkan terjadinya perdagangan antara negara-negara Eropa dengan negara-negara Timur Tengah. Namun, jalur perhubungan darat ke India (jalur Kafilah) sangat berbahaya dan mahal. Sampai akhirnya Vasco Da Gama dari Portugis menemukan jalur laut yang lebih murah dengan berlayar mengelilingi Afrika.

Suatu perjalanan yang dilakukan oleh Columbus untuk mencari jalur yang lebih pendek menuju India berhasil menemukan benua Amerika. Ekspedisi Columbus tersebut dibiayai oleh Spanyol, sehingga membuat Spanyol menjadi negara yang memenangkan perlombaan dalam persaingan untuk mendapatkan barang dagangan berupa emas dan perak, juga daerah untuk memasarkan produknya.

Belanda
Merkantilisme lebih ditekankan pada monopoli daganga, misalnya: Di Indonesia dengan nama "Verenigde Oost Indische Compagnie" atau VOC Merkantilisme berkembang ketika ekonomi eropa berada dalam masa transisi. Pusat kekuasaan yang sebelumnya dipegang oleh para bangsawan digantikan oleh negara nasional. Perubahan teknologi dalam hal perkapalan dan pertumbuhan pusat-pusat urban mendorong meningkatnya perdagangan internasional. Merkantilisme memusatkan perhatian pada bagaimana perdagangan ini memberi keuntungan yang sebesar-besarnya bagi negara.

Perubahan penting lainnya adalah penemuan pencatatan ganda dan akuntansi modern. Accounting ini membuat aliran perdagangan masuk dan keluar tercatat dengan jelas, memberi kontribusi pada pengawasan yang ketat terhadap keseimbangan perdagangan. Tentu saja penemuan benua Amerika tak dapat diabaikan. Pasar-pasar baru dan pertambangan-pertambangan baru mendorong perdagangan internasional hingga ke tingkat yang tak dapat dibayangkan sebelumnya. Pertambangan-pertambangan ini ini mendorong pergerakan harga dan peningkatan dalam volume aktivitas perdagangan itu sendiri. Sebagian besar negara-negara eropa pada abad ke-16 sampai abad ke-18 menganut sistem ekonomi merkantilisme ini, seperti Inggris yang pada saat itu merupakan negara industri terbesar di dunia, Prancis, Belanda, dan negara-negara lainnya.

Merkantilisme menyulut terjadinya kekerasan di eropa antara abad ke-17 hingga abad ke-18. Karena kekayaan dunia dipandang sebagai tetap, maka satu-satunya cara untuk meningkatkan kekayaan negara adalah dengan mengambilnya dari negara lain. Sejumlah perang, yang paling diingat adalah perang Anglo-Dutch dan perang Franco-Dutch, dapat dihubungkan secara langsung dengan teori merkantilisme ini. Peperangan yang tak ada akhirnya dari periode ini juga membuat merkantilisme dilihat sebagai komponen penting dari kesuksesan militer. Ia juga menyulut era imperialisme, dimana negara berusaha mengumpulkan koloni yang dapat menjadi sumber-sumber bahan mentah dan pasar-pasar eksklusif. Selama masa merkantilis, kekuasaan eropa menyebar ke seluruh dunia. Sebagaimana ekonomi domestik, ekspansi ini sering kali dilakukan di bawah perlindungan dan dukungan perusahaan dengan monopoli yang dijamin pemerintah di beberapa bagian tertentu di dunia, seperti Dutch East India Company atau Hudson’s Bay Company.

Pengaruh Merkantilisme terhadap Indonesia
Politik Merkantilisme melahirkan terbentuknya persekutuan-persekutuan dagang masyarakat Eropa, seperti EIC (kongsi perdagangan Inggris di India) dan VOC (kongsi perdagangan Belanda di Indonesia). Inggris bangkit sejalan dengan zaman penjelajahan samudera untuk mencari daerah-daerah baru yang kemudian dijadikan sebagai koloni. Begitu juga dengan masyarakat Eropa lainnya, seperti Prancis, Belanda, dan Spanyol. Oleh karena itu dalam perkembangan politik ekonomi, Merkantilisme secara langsung atau tidak telah menimbulkan ekses lain, yakni perebutan daerah koloni. Penjelajahan samudera atau pelayaran bangsa-bangsa Barat tersebut akhirnya sampai di Kepulauan Nusantara yang kaya akan rempah-rempah, seperti lada, cengkih, pala, fuli (bunga pala), dan lain-lain.

Bagi bangsa-bangsa Eropa, rempah-rempah merupakan barang komoditas yang sangat laku di pasaran Eropa. Oleh karena itu, mereka segera menukar bahan komoditas tersebut dengan barang-barang kebutuhan rakyat Indonesia. Selanjutnya, untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi, mereka memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia. Bahkan, tidak hanya dengan memonopoli perdagangan, mereka juga melakukan pemerasan dan penguasaan daerah yang kemudian dikenal dengan penjajahan atau kolonialisme akibatnya rakyat Indonesia menderita.

Merkantilisme Zaman Hari Ini
Merkantilisme zaman sekarang lebih berwujud kepada kapitalisme yang tujuannya hanya untuk memperkaya diri sendiri bukan untuk menciptakan kemakmuran bagi rakyat di dunia. kenyataannya adalah bisa di lihat dari penanaman modal atau pembelian saham di perusahaan tertentu di suatu Negara. Idealnya sebuah perusahaan tentu saja ingin meraih keuntungan namun resiko untuk rugi juga besar, yang terjadi selama ini investor dan pembeli saham hanya mau mengambil keuntungan, jika perusahaan merugi maka mereka menarik investasi mereka sehingga perusahaan yang sedang jatuh semakin terpuruk. Padahal jika di bawakan kepada manusia bahwa yang diobati adalah orang yang sakit namun berbeda dengan sebuah perusahaan jika perusahaan tersebut mengalami kerugian maka investor akan lari tanpa memikirkan cara untuk mengangkat kembali perusahaan tersebut. dalam hal ini tampak sekali motif utama investor dan para pemodal hanyalah . mencari keuntungan pribadi. untuk skala Negara inilah yang terjadi di Negara berkembang dimana ketika kondisi Negara itu sedang terpuruk ekonomi maka para investor menarik modalnya kembali sehingga Negara tersebut makin hancur seperti yang dialami indonesia pada tahun 1997.

Jika kita lihat pada kehidupan kita sekarang ini adalah bahwa uang segalanya, tanpa ada uang tidak bisa melakukakan apa-apa termasuk kekuasaan, masyarakat sekarang lebih mementingkan uang dibandingkan dengan kualitas. Masyarakat sekarang dalam bekerja lebih sering menuntut hak dibandingkan kewajibannya. Bahkan pada saat keadaan genting pun mereka masih memikirkan uang tanpa memikirkan sisi kemanusiaannya contohnya pada saat terjadinya gempa besar-besaran, yang seharusnya masyarakat tidak menjual makanan dengan harga mahal malah memanfaatkan situasi yang ada.

Kemudian dari sisi agama, kekayaan memang tujuan namun jika hanya memupuk kekayaan tanpa mempedulikan orang sekeliling maka itu juga tidak baik. pada taraf yang paling bawah saat sekarang ini ada penjual sate yang tidak lagi menyediakan air untuk pelangganya namun mereka menyediakan air mineral yang tentu saja harus di beli. dari penjelasan diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa merkantilisme dan kapitalisme mengarahkan manusia bahwa materi adalah segalanya.

Pengaruh Merkantilisme Pada Masa Kini di lihat dari berbagai bidang
Meluasnya pengaruh Merkantilisme di dunia mengakibatkan perubahan yang masih dijumpai sampai saat ini. Diantaranya yaitu.:

1. Politik
Semenjak  awal abad ke-19 pengusaha Belanda mulai mengadakan pembaharuan politik kolonial. Pengaruh Belanda makin kuat karena intervensi yang intensif dalam persoalan-persoalan intern negara-negara tradisional seperti dalam soal penggantian takhta, pengangkatan pejabat birokrasi, ataupun campur tangan dalam menentukan kebijaksanaan politik negara. Akibat yang terjadi dari tindakan pemerintah itu timbul perubahan tata kehidupan di kalangan rakyat Indonesia. Tindakan pemerintah Belanda untuk menghapus kedudukan menurut adat penguasa pribumi dan menjadikan mereka pegawai pemerintah, meruntuhkan kewibawaan tradisional penguasa pribumi. Kedudukan mereka menjadi merosot. Secara administratif para bupati atau penguasa pribumi lainnya adalah pegawai pemerintah Belanda yang ditempatkan di bawah pengawasan pemerintah kolonial. Hubungan rakyat dengan para bupati terbatas pada soal administratif dan pungutan pajak. Hak-hak yang diberikan oleh adat telah hilang. Pemilikan tanah lungguh atau tanah jabatan dihapus dan diganti dengan gaji. Upacara dan tatacara yang berlaku di istana kerajaan juga disederhanakan. Dengan demikian ikatan tradisi dalam kehidupan pribumi menjadi lemah.

2. Sosial
Dengan masuknya sistem ekonomi uang, maka beban rakyat bertambah berat. Ekonomi uang memudahkan bagi pelaksana pemungutan pajak, peningkatan perdagangan hasil bumi, lahirnya buruh upahan, masalah tanah dan penggarapannya. Sistem penyewaan tanah, dan praktik-praktik kerja paksa juga telah memperberat kehidupan penduduk pedesaan. Sementara itu kesejahteraan hidup semakin merosot sehingga mencapai tingkat kemiskinan yang tinggi. Praktik-praktik pemerasan dan penindasan yang dilakukan oleh penguasa dalam menjalankan pemungutan pajak, kerja paksa, penyewaan tanah dan penyelewengan-penyelewengan lainnya, telah menjadikan rakyat di pedesaan menjadi lemah. Mereka tidak memiliki tempat berlindung dan tempat untuk mengatakan keberatan-keberatan yang dirasakan. Tidak mengherankan, apabila kebijakan kolonial tersebut menimbulkan rasa antipati di kalangan rakyat, yang dapat menuju ke arah timbulnya perlawanan-perlawanan.

3. Kebudayaan
Dalam bidang kebudayaan, pengaruh kehidupan Barat di lingkungan tradisional makin meluas. Cara pergaulan, gaya hidup, cara berpakaian, bahasa, dan pendidikan barat mulai dikenal di kalangan atas. Sementara itu, beberapa tradisi di lingkungan penduduk mulai luntur dan hilang. Tradisi keagamaan rakyat pun mulai terancam. Selain itu, sekolah-sekolah mulai didirikan walaupun tujuan sebenarnya untuk kepentingan penjajah itu sendiri. Kuatnya pengaruh Barat, menimbulkan kekuatiran bahwa pengaruh kehidupan Barat dapat merusak nilai-nilai kehidupan tradisional. Tantangan yang kuat datang dari para pemimpin agama yang memandang kehidupan Barat bertentangan dengan norma-norma keagamaan. Dalam suasana kritis, pandangan keagamaan ini dijadikan dasar ajakan untuk melakukan perlawanan.

***

0 Response to "Bahan Ajar Sejarah Paham Merkantilisme"

Posting Komentar